“Garuda di dadaku, garuda kebanggaanku…
Kuyakin hari ini pasti menang”
Petikan lagu di atas menggema memenuhi stadion GBK semalam, semangat merah putih mengiringi perjuangan tim garuda yang disaksikan sekitar delapan ribu penonton yang memadati stadion. Perlahan Garuda yang selama ini terpuruk, diam di tempat kini bangkit dan mulai mengepakkan sayapnya. Pelan tapi pasti satu persatu lawan di singkirkan, produktifitas ditunjukkan dengan gol-gol yang indah di setiap pertandingannya.
Memasuki semi final AFF Cup 2010, saya sedikit pesimis terhadap tim merah putih, laga tandang melawan Filipina membuat saya khawatir terhadap fisik dan tekhnik permainan tim kita. Kata “Naturalisasi” sedikit menjadi momok yang mengkhawatirkan. Bukan tanpa alasan, Filipina yang digawangi 9 pemain naturalisasi tentu memiliki tekhnik dan skill individu diatas rata-rata pemain Indonesia. Berbekal 5 orang pemain lulusan Akademi Sepakbola Chelsea, 2 orang dari Amerika, 1 orang yang merumput di Iceland, dan 1 0rang di Belanda bukanlah lawan yang mudah bagi tim Garuda. Meskipun track record menunjukkan bahwa kita selalu menang melawan tim Filipina dan bahkan di pertemuan terakhir Indonesia menang cukup besar 13-1 dari Filipina. Namun, atmosfir persepakbolaan sudah bergeser. Dengan 9 orang pemain naturalisasinya Filipina mampu mengalahkan Vietnam 2-0, menahan imbang Singapura 0-0 dan yang terpenting selalu tampil inferior menghadapi lawan-lawannya di partai penyisihan.
Alfred Riedl memang benar, pelatih tanpa ekspresi pada konfrensi persnya mengatakan bahwa untuk menghadapi timnas Filipina kita tak perlu khawatir asalkan timnas Indonesia bisa menjadi dirinya sendiri kita pasti bisa, jangan takut dengan kata “naturalisasi”. Dan terbukti pada pertandingan semalam, semua pasti setuju bahwa tim garuda benar-benar menjadi dirinya sendiri dengan totalitas yang mereka perlihatkan.
Kick off dimulai dan memang pada awalnya tim Filipina menunjukkan tekhnik dan skill bermain mereka, namun Indonesia tak gentar, garuda yang menempel di dada kiri pemain ditunjang puluhan ribu supporter yang menyemangati meningkatkan adrenalin anak asuh Alfred Riedl. Ada beberapa pemain yang benar-benar menunjukkan totalitasnya dan perjuangannya membela tim Garuda.
Tersebut nama Christian Gonzales, striker lawas ini menunjukkan totalitasnya dengan turut menjemput bola bukan hanya menunggu assist dari Okto, Firman maupun M. Ridwan. Dan terbukti beberapa peluang yang dimilikinya cukup menggetarkan dan menjadi shock terapi buat penjaga gawang Filipina dan menjelang akhir babak pertama peluang indah itu pun berbuah gol yang manis dari sundulan kepala seorang Gonzales, walaupun harus mengoleksi satu kartu kuning pada pertandingan semalam.
Totalitas juga ditunjukkan oleh Okto Maniani dan M. Nasuha, kedua pemain ini patut diacungi 2 jempol. Serangan-serangan timnas Indonesia 75% berasal dari sector kiri yang digawangi Okto selaku gelandang kiri dan M. Nasuha sebagai bek, umpan dan terobosan kedua pemain ini sangat merepotkan kubu pertahanan timnas Filipina. Meskipun satu kartu kuning juga harus dikoleksi Okto dan benturan keras dengan pemain Filipina yang dialami M. Nasuha membuat dia harus digotong keluar lapangan dan mendapat perawatan medis, namun totalitas seorang M. Nasuha ditunjukkan dengan kembali bergabung di babak kedua.
Selanjutnya, Firman Utina, sang kapten yang selalu mampu memberikan semangat dan memompa kawan-kawannya untuk terus keep fighting samapi peluit akhir dibunyikan, control bola yang baik dan umpan-umpan yang akurat adalah cerminan dari seorang Firman.
Dan nama terakhir adalah Sulkifli Syukur, anak Makassar ini adalah seorang pemain bertahan yang juga tampil gemilang tadi malam. Aksi penyelamatan yang dilakukannya ketika tim kita diserang dan Markus hampir saja melakukan blunder sungguh sangat luar biasa. Tanpa sundulan kepala Sulkifli dimulut gawang Indonesia, tendangan Philip Younghusband mungkin berbuah gol dan hasil akhir pertandingan bukan seperti yang kita harapkan.
Di luar nama-nama di atas, timnas Indonesia memang patut diacungi jempol, kerjasama yang baik, totalitas dan semangat yang mereka tunjukkan sangat luar biasa. Faktor tuan rumah dan berlaga didepan supporter sendiri merupakan poin plus bagi anak-anak Indonesia.
Satu gol di babak pertama membuat saya bisa bernafas lega, momok 9 pemain naturalisasi yang ditebar Filipina mampu dipatahkan oleh gol tunggal Christian Gonzales. Timnas Indonesia di bawah asuhan Alfred Riedl menunjukkan bahwa Garuda sudah terbangun dari tidur panjangnya, Garuda sudah bangkit berdiri dan mencoba mengepakkan sayapnya. Ajang AFF Cup sebagai pembuktian awal bahwa tim merah putih patut diperhitungkan kembali di kancah persepakbolaan Asia Tenggara.
Garuda, oh garuda selangkah lagi engkau akan terbang menukik ke angkasa. Pembuktian darimu teramat sangat kami nantikan, para supporter dan jutaan penduduk Indonesia berharap padamu untuk menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia bisa bangkit, semangat merah putih akan terus berkibar dan sang Garuda akan terbang bebas, melayang di angkasa.
Kepakkan sayapmu sekali lagi, dan kita akan terbang ke final, menjadi sang juara dan mengembalikan rasa percaya diri, semangat, dan patriotism bangsa ini.
No comments:
Post a Comment