Translate

November 15, 2012

Muhasabah Diri (Renungan 1 Muharram)


Mengapa menangis duhai diri
Merasa dunia tak berarti lagi

Masihkah kau meragui KasihNYA
Belum juga sepenuhnya yakin Allah bersamamu

Kau mencari dan terus mencari
Masih saja mencari, maraba dalam kelam hatimu
Kebingungan dan sendiri dalam ramai
Tak jua kau pahami segala yang berlaku

Kau masih juga menanti, bilakah kau dapatkan apa yang kau ingini
Merasakan, seolah Allah tak lagi indah memandangmu
Meragu Allahlagi  tak sudi menatapmu

Tepiskan prasangka itu duhai hati
Allah tak pernah jauh dari diri
Dia ada bahkan lebih dekat dari urat nadi

November 12, 2012

Masih Saja Padamu



Sudah 3 bulan semenjak pertama kali mendengarkan lagu ini, dan masih saja mengisi my playlist entah di komputer, handphone, bahkan saat hang out bareng teman teman  lagu ini terasa pas banget dan masih menjadi the first choice...

Ada kerinduan akan sebuah lagu yang sarat makna yang dalam dan mengena, berbalut kesedarhanaan lirik, kreativitas seorang musisi meramu lagu ini sungguh ciamik dan entah sampai kapan aku akan bosan mendengar lagu ini...

Rasanya terlalu indah untuk melewatkan lagu ini barang sehari saja. Masih saja, selalu, dan masih saja padamu NOAH.... Karena separuh aaakuuu, dirimu.

November 11, 2012

Menabung Rindu...


Kamu hadir dari ketidak sengajaanku, kamu datang tak terduga dari sebuah kesalah berujung indah. Wujudmu ada ketika aku terpaut dengannya yang dulu kucintai dalam, kusayangi sungguh namun kisahku  dengannya berakhir tak sempurna...

Kamu selalu mewarnai sisi lain hatiku yang tidak berwarna, kamu selalu nmbuatku tersenyum sendiri, tertawa lepas tanpa beban... Darimu kutemukan sebuah bahagia yang sederhana, natural tidak mengada ada. Suatu kesederhanaan yg tak ku dapatkan dari dirinya.

Cintakah aku padamu? Aku rasa tidak. Aku tipe orang yg setia pada dia yg intens berbagi cerita denganku selama ini, yang kuat ku yakini akan berujung bahagia namun senuanya kandas di september karam dalam baluran bunga2 bersemi terbakar panasnya mentari september.

Dan kamu... Ketika aku tenggelam dalam sedihku, berjuang melawan hatiku yg berduka... Kamu masih menjadi secebis sinar penerang walau redup. Setia merajut tawa walau pelan. Sesekali menyapaku memaksa bibirku menyungging senyuman yg kutahan. Ah, itulah kamu dengan segala keKAMUanmu..