Translate

October 31, 2011

Tata Bahasa Italia

Part 02#

Berikut ini sedikit yang saya ketahui mengenai bahasa asing favorit saya, masih kelanjutan dari Part 01# yang saya posting entah berapa bulan yang lalu, saya pun sudah lupa. Hari ini ada semangat lagi untuk menulis sedikit tentang bahasa Italia.



KATA GANTI

pokok
penderita
kepunyaan
io (saya)

tu (engkau)

lui (dia lk)

lei (dia pr)

noi (kami, kita)

voi (kamu)

loro (mereka)
mi/ mi/ me

ti/ ti/ te

lo/ gli/ lui

la/ le/ lei

ci/ ci/ noi

vi/ vi/ voi

li/ loro/ loro
il mio/ la mia/ i miei/ le mie

il tuo/ la tua/ i tuoi/ le tue

il suo/ l sua/ i suoi/ le sue

il suo/ la sua/ i suoi/ le sue

il nostro/ la nostra/ i nostri/ le nostre

il vostro/ la vostra/ i vostri/ le vostre

il loro/ la loro/ i loro/ le loro

Sebagai pokok


ditempatkan di depan kalimat.
Ingat!    Kata ganti untuk pokok biasanya dihilangkan kecuali bila membingungkan atau memberi tekanan.

Lui verra alle tre, lei alle quattro
(dia (lk.)datang jam tiga, dia (pr.)jam empat)

Catatan:            tu, digunakan untuk teman dekat, anak2 dan keluarga, sedangkan lei (anda), untuk orang yang belum dikenal baik, orang yang dihormati, orang tua.

October 25, 2011

Ciao Super Sic

Baru hari ini saya bisa menulis segala luapan emosi dan perasaan, rasa kaget, tidak percaya dan segala macam rasa yang berkecamuk dalam dada ketika minggu sore menyaksikan siaran motogp melalui layar televisi.

Sosok yang selalu memberi  warna disetiap sirkuit motogp, yang gila namun menawan ternyata adalah saat terakhirnya disana, segala mimpi dan ambisinya berakhir di lap kedua di sirkuit Sepang, tetangga kita Malaysia.

Selama naik kelas  ke motogp saya tidak terlalu mengikuti perkembangan dan pasang surut karir Simoncelli berbeda sewaktu dia masih di kelas 250 cc, saya begitu mengidolakan dia dengan rambut super keritingnya dan nyali yang begitu besar serta semangat pantang menyerahnya di setiap balapan.

Hummmffff, tapi semuanya kini telah berakhir terkubur bersama jasadnya. 

Berikut ini adalah cerita seorang teman saya yang menyaksikan langsung motogp di Sepang hari minggu kemarin, dari Jakarta bela belain terbang ke KL untuk menyaksikan race kali ini mendukung rider berkebangsaan Italia tentunya karena dia sangat mengenal negeri ini dengan baik. Namun apa, kecelkaan naas itu yang terjadi.

ON SEPANG AND SIMONCELLI

(from Tanti Susilawati’s note)
When I decided to come along with my brother to Sepang for the motogp race I had anticipated three things: crowd (indeed it was crowded..), heat (in fact it was scorching that I felt dehydrated all the time), and noise (to the deafening level that for the first time in my life I felt the urge to get some earplugs!), and maybe little crashes here and there  that happen frequently in the race as part of the show, but then the racers would get back quickly on their feet to continue their pursuit of victory, or at the worst, drive their bikes grudgingly to the paddocks. But I did not expect death.

I’m not crazy about motogp and I only follow it every now and then, and little I knew about Marco Simoncelli until yesterday evening.  Before that I had only two thoughts upon hearing his name. First, his outstanding frizzy hair that made me wonder how on earth did it all fit in his helmet (oh well, most of Italian racers have super curly hair anyway, but his was beautifully the craziest!). Second,  his surname reminds me of my fave Italian lemon liqueur, limoncello, and that thought alone could make me cheerful.

I bought a big Italian flag right before entering the circuit with a hope that I would get a chance to wave it if one of the Italians got to stand in the podium at the end of the race, thinking and hoping that Valentino Rossi could  probably win against all odds (the fact that he had to start from the 9th position). A day before I saw him fall on the qualification race, and I was amazed to see how someone riding a bike at that deadly pace could fall, and still managed to stand and continue to ride as if nothing had happened at all. And then I thought, he must’ve been well-protected with that outfit and helmet, and fortunate that no other racers were behind him when it happened.  Simoncelli, sadly, did not have that fortune. The lane was crowded when he fell, and his helmet flew.

October 20, 2011

The Truth About Failure

When you feel so lost, you are so alone in the crowded.

When you feel so helpless, you feel failure in your efforts, in your life



JUST THINK ABOUT IT!!!!



 Failure does not mean you are a failure… …

 It does mean you haven’t succeeded yet.



 Failure does not mean you have accomplished nothing… …

 It does mean you have learned something.



 Failure does not mean you have been a fool… …

 It does mean you had a lot of faith.

October 12, 2011

Bagaimana Mengendalikan Amarah


Untuk kita renungkan bersama bahwa betapa dampak amarah itu sangat mempengaruhi kehidupan kita, bukan hanya diri sendiri tapi orang-orang di sekitar kita. Betapa penting bagi kita untuk belajar mengendalikan amarah. Simak cerita berikut ini.


Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah …

October 6, 2011

Kerinduan Sebagai Kekuatan

Kerinduan merupakan pusat energi hati, yang membangkitkan setiap orang untuk terus mencari, tanpa kerinduan daya hidup seseorang dapat menjadi lemah dan pada titik tertentu menjadi padam. Untunglah setiap orang memiliki anugrah kerinduan,  hanya yang membedakan antara seorang dan yang lainnya adalah cara mengelolanya.


Ada saat kerinduan mengusik hati tanpa pernah mengerti apa sesungguhnya yang dirindukan, hanya terasa ada sesuatu yang kurang di dalam diri yang tak kunjung terpenuhi. Kerinduan yang samar-samar membayangi secara halus namun tidak berdampak nyata dalam keseharian.


Kala mengalami kegembiraan, seakan kerinduaan telah menemukan pemenuhannya, namun dalam waktu relatif singkat timbul penyadaran bahwa kegembiraan itu begitu cepat berlalu dan hidup semakin hampa.