Translate

November 16, 2010

Hipnotisme Hiburan

(Sebagai lanjutan dari postingan yang lalu mengenai jenis-jenis hipnotis)

Banyak orang mengenal hipnotisme lewat dunia hiburan sehingga pengalaman itu akhirnya digeneralisasi ke bentuk bentuk hipnotisme yang lain. Hipnotisme hiburan biasanya dijumpai dalam tayangan televisi atau pertunjukan panggung yang menampilkan sosok hipnotis yang mampu membawa partisipan kedalam trans dalam waktu yang singkat. Hipnotisme hiburan mempertontonkan bagaimana partisipan seolah olah dikontrol  oleh hipnotis dan bisa diperintah menurut kemauan sang hipnosis. Orang yang di hipnotis seolah olah menjadi robot yang bisa di kontrol sepenuhnya. Dalam hipnotisme anggapan  seperti ini disebut efek svengali. Perhatikan apa yang bisa dilakukan seorang hipnosis seperti Uya Kuya dalam realiti shownya menghipnotis orang. Inilah salah satu contoh hipnotisme hiburan yang bisa kita saksikan.

Karena itubisa dimengerti mengapa klien yang datang menemui hipnoterapis kadang kadang sudah terkena efek svengali. Dalam memberikan kejelasan kepada klien, ada 2 alasan yang perlu dikemukakan:

  1. Pengalaman hipnotis adalah pengalaman yang  murni individual. Setiap orang yang bersedia di hipnosis akan bisa di hipnosis. Prosesnya bisa lama bisa singkat, tergantung pada sugestibilitas. Karena itu oarang yang terhipnosis di layar kaca atau di panggung bukanlah hasil pilihan acak, melainkan incaran.
  2. Orang yang terhipnosis tidak akan menerima sugesti yang bertentangan dengan nilai nilai agama atau moralitas yang berakar kuat dalam dirinya. Bila partisipan menganggap telanjang di depan umum adalah prilaku yang sangat tidak etis, maka ia akan bangun dari tidurnya ketika diminta untuk telanjang. Kenyataan ini kembali menunjukkan bahwa kesadaran klien masih aktif ketika mengalami trans.

Dalam atraksinya, hipnotis mula mula memilih beberapa orang yang diyakini mudah disugesti. Orang orang yang dilibatkan adalah mereka yang sengat responsif terhadap sugesti. Bila ada kesalahan memilih, orang itu akan dikembalikan ketengah penonton dengan alasan “ sudah cukup”.  Untuk memberi kesan dahsyat, prosesnya dipercepat. Teknik yang digunakan disebut induksi cepat (rapid induction). Sugestibilitas yang tinggi sangat diperlukan karena subjek akan di bawa kedalam trans medium atau trans dalam sehingga bisa diminta berprilaku seperti yang dikehendaki sang hipnotis.

Bila dicermati, orang yang bersedia berpastisipasi sebenarnya secara tidak langsung telah membuka diri untuk di hipnosis sehingga sugesti hipnosis lebih mudah bekerja. Kebersediaan untuk berpartisipasi sebenarnya sudah menunjukkan rapport (jalinan kepercayaan dengan hipnotis). Setelah itu, subjek membiarkan dirinya mengikuti omongan hipnotis. Akhirnya induksi cepat bisa dilakukan karena subjek sudah menunjukkan kemudahan untuk disugesti.

Dalam keadaan terhipnotis, kesadaran klien masih berfungsi. Kesadaran tidak hilang, tapi hanya mengalami perluasan ke bawah-sadar, yaitu gudang tempat segala pengalaman hidup. Semua pengalaman hidup, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan terekam dengan baik dalam bawah-sadar. Kenyataan inilah yang membuat partisipan hanya bisa melakukan perintah hipnotis yang sejalan dengan pengalamannya.

Dalam masyarakat kapitalis, jenis hipnotisme ini menarik untuk dijadikan lahan mengumpulkan uang. Sang hipnotis perlu bergaya layaknya selebritis karena ia nantinya akan menjadi pusat perhatian. Untuk suatu pentas hiburan, kesan yang kuat dan perasaan tercengang memang diperlukan untuk menarik lebih banyak minat dan perhatian publik.

Sumber: YF La Kahija, Dasar-dasar Hipnoterapi

1 comment: