Translate

November 12, 2010

Hipertensi

TEKANAN DARAH

Tekanan darah termasuk salah satu mekanisme tubuh untuk mempertahankan keadaan seimbang atau keadaan sehat. Tekanan di dalam pembuluh darah di hasilkan sebagai akibat dari adanya sejumlah darah yang melalui saluran pembuluh darah. Sama halnya seperti derasnya arus yang lewat dan sifat serta lebarnya tepian sungai, maka tekanan darah pun dapat berubah menurut banyaknya darah yang lewat (yang terutama di pengaruhi oleh curah jantung) dan sifat serta lebarnya pembuluh darah.

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekana diastolic terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Dalam keadaan normal, tekanan darah adalah 120/80 mmHg (atau paling tinggi 140/90 mmHg): artinya tekanan pada saat jantung berdenyut maksimum (tekanan sistolik) adalah 120 mmHg, sedangkan pada saat jantung beristirahat maksimum (tekanan diastolic), tekanannya 80 mmHg.

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa
Kategori
Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
Normal
Dibawah 130 mmHg
Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi
130-139 mmHg
85-89 mmHg
Stadium 1
(Hipertensi ringan)
140-159 mmHg
90-99 mmHg
Stadium 2
(Hipertensi sedang)
160-179 mmHg
100-109 mmHg
Stadium 3
(Hipertensi berat)
180-209 mmHg
110-119 mmHg
Stadium 4
(Hipertensi maligna)
210 mmHg atau lebih
120 mmHg atau lebih

TEKANAN DARAH TINGGI (HIPERTENSI)
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah lebih tinggi dari pada seharusnya. Apabila bagian- bagian tubuh yang berperan dalam menjaga tekanan darah (jantung, ginjal, pembuluh darah, syaraf) tidak mampu lagi mempertahankan tekanan darah pada keadaan normal, maka tekanan darah menjadi lebih tinggi.

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 type klasifikasi, yaitu:

  1. Hipertensi Primary atau Hipertensi esensial;  adalah hipertensi yang tidak/ belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi)
Namun sebagian besar hipertensi muncul sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula sesorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.

  1. Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh, keracunan dan kehamilan. Pada Ibu hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal atau gemuk (gendut).
    Pregnancy-induced hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam istilah kesehatan (medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi Hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolang parah/berbahaya, Seorang ibu hamil dengan tekanan darah tinggi bisa mengalami Preeclampsia dimasa kehamilannya itu.
    Preeclampsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang mengalami hipertensi, sehingga merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut, muka yang membengkak, kurang nafsu makan, mual bahkan muntah. Apabila terjadi kekejangan sebagai dampak hipertensi maka disebut Eclamsia.

Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi. Stop menjadi alcoholic!

GEJALA HIPERTENSI
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).

Gejala yang bisa muncul pada hipertensi atau pada seseorang dengan tekanan darah normal adalah: Sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa muncul gejala sebagai berikut:
Sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal serta penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak (ensefalopati hipertensif)
KEADAAN LAIN YANG MENINGKATKAN RISIKO HIPERTENSI
Keadaan- keadaan ini disebut juga faktor risiko bagi terjadinya malapetaka akibat hipertensi (stroke, PJK).

Faktor risiko utama adalah:
Ø  Metabolisme lemak abnormal, yaitu bila kolesterol atau trigliserida darah abnormal tinggi.
Ø  Kebiasaan merokok
Ø  Penyakit diabetes mellitus (kencing manis)
Ø  Kadar asam urat darah tinggi
Ø  Kegemukan (obesitas)
Ø  Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga)
Ø  Stres
Ø  Alkohol
Ø  Konsumsi garam yang berlebih
Semakin banyak faktor risiko, semakin besar kemungkinan terserang ”stroke” dan PJK, karena itu hindarilah sebisa mungkin

PENANGANAN DAN PENGOBATAN HIPERTENSI

Diet Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
  • Kandungan garam (Sodium/Natrium)
Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol diri dalam mengkonsumsi asin-asinan garam, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk pengontrolan diet sodium/natrium ini ;
- Jangan meletakkan garam diatas meja makan
- Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan
- Batasi konsumsi daging dan keju
- Hindari cemilan yang asin-asin
- Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium
  • Kandungan Potasium/Kalium
Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanan darah, Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk di konsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 sagat dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah (hipertensi).

Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat;
  • Diuretic {Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)}. Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan.
  • Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}. Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
  • Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme (ACE)}. Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.

YANG HARUS DILAKUKAN JIKA TEKANAN DARAH TINGGI

Penderita hipertensi dapat berdamai dengan penyakitnya bila melakukan pengelolaan hipertensi dengan baik. Ada tiga langkah penting yang harus dilakukan bila seseorang mempunyai tekanan darah tinggi, yaitu:
  • Periksa tekanan darah dan konsultasikan dengan dokter secara teratur
  • Ubahlah gaya hidup yang memperburuk kondisi hipertensi, seperti merokok, stres, konsumsi garam secara berlebihan dan lemak berlebih
  • Lakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala untuk mendeteksi dini komplikasi serta efek samping pengobatan

No comments:

Post a Comment