Translate

November 10, 2010

Sejarah Coklat

Membicarakan jenis bahan makanan yang satu ini pasti menggugah selera kita. Coklat merupakan makanan terpopuler  sepanjang sejarah. Coklat biasanya dipakai untuk hadiah pada kekasih maupun sahabat dekat. Selain rasanya yang sangat lezat, coklat juga mampu memperbaiki suasana hati dan mengandung banyak antioksidan untuk kesehatan. Nah, bagaimana sih asal usulnya?

Coklat yang amat popular di kalangan masyarakat berasal dari biji buah pohon cokelat, yang lantas diolah. Ditemukan pertama kali pada 2.000 tahun lalu di hutan tropis Amerika.
Suku Olmeks, yang menetap di dataran rendah Meksiko, adalah orang pertama yang menggunakan biji coklat. Seperti apa dan bagaimana mereka mengolah biji-bijian itu dan membuatnya menjadi coklat atau minuman coklat selamanya akan tetap menjadi misteri, karena tidak ada peninggalan arkeologi atau cerita dari mulut ke mulut yang ditemukan.

Bangsa Maya mengonsumsi cokelat (250-900 SM). Tapi awalnya dalam bentuk cairan. Umumnya mereka mencampur biji cokelat dengan berbagai bumbu seperti cabai untuk membuat minuman berkhasiat. Bagi bangsa Maya, cokelat merupakan  lambang kehidupan dan kesuburan. Sehingga, buah cokelat sering menjadi piranti khusus dalam upacara keagamaan, termasuk upacara pernikahan dan kerap disebut santapan para dewa.

Residu cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh suku Maya kuno di Río Azul, Guatemala Utara, menunjukkan bahwa Suku Maya meminum cokelat di sekitar tahun 400 SM. Peradaban pertama yang mendiami daerah Meso-Amerika itu mengenal pohon “kakawa” yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman xocolātl yang berarti minuman pahit. Menurut mereka, minuman ini perlu dikonsumsi setiap hari, entah untuk alasan apa. Namun, tampaknya cokelat juga menjadi simbol kemakmuran. Cara menyajikannya pun tak sembarangan. Dengan memegang wadah cairan ini setinggi dada dan menuangkan ke wadah lain di tanah, penyaji yang ahli dapat membuat busa tebal, bagian yang membuat minuman itu begitu bernilai. Busa ini sebenarnya dihasilkan oleh lemak kokoa (cocoa butter) namun terkadang ditambahkan juga busa tambahan. Orang Meso-Amerika tampaknya memiliki kebiasaan penting minum dan makan bubur yang mengandung cokelat. Biji dari pohon kakao ini sendiri sangat pahit dan harus difermentasi agar rasanya dapat diperolah. Setelah dipanggang dan dibubukkan hasilnya adalah cokelat atau kokoa. Diperkirakan kebiasaan minum cokelat suku Maya dimulai sekitar tahun 450 SM - 500 SM. Konon, konsumsi cokelat dianggap sebagai simbol status penting pada masa itu. Suku Maya mengonsumsi cokelat dalam bentuk cairan berbuih ditaburi lada merah, vanila, atau rempah-rempah lain. Minuman Xocoatl juga dipercaya sebagai pencegah lelah, sebuah kepercayaan yang mungkin disebabkan dari kandungan theobromin didalamnya.

Selama kekuasaan bangsa Aztec, mengkonsumsi cokelat adalah sebuah hak istimewa untuk kaum bangsawan. Coklat sangat berharga dalam budaya Aztec. Cokelat juga mengandung vitamin dan mampu meningkatkan kinerja dan vitalitas . Konon, raja Aztec Montezuma bahkan minum cokelat setiap hari untuk menaikkan libido.

Ketika peradaban Maya klasik runtuh (sekitar tahun 900) dan digantikan oleh bangsa Toltec, biji kokoa menjadi komoditas utama Meso-Amerika. Pada masa Kerajaan Aztec berkuasa (sampai sekitar tahun 1500 SM) daerah yang meliputi Kota Meksiko saat ini dikenal sebagai daerah Meso-Amerika yang paling kaya akan biji kokoa. Bagi suku Aztec biji kokoa merupakan “makanan para dewa” (theobroma, dari bahasa Yunani). Biasanya biji kokoa digunakan dalam upacara-upacara keagamaan dan sebagai hadiah.

Bagaimana cokelat merambah benua Eropa?
 
Cokelat sampai ke Eropa pada 1519 setelah sang raja Montezuma menawarkan minuman mengandung coklat kepada pengelana Spanyol, Cortez, dan tentaranya. Cortez yang tertarik lantas membawa biji cokelat ke Spanyol dan mentenarkannya, tetapi tidak sampai seabad kemudian konsumsi coklat mengambil kedudukan utama di Eropa. Bahkan kemudian konsumsi coklat dipertahankan untuk kaum bangsawan, dan bagi komunitas warga yang secara ekonomi mampu.
Coklat hampir menjadi minuman nasional Spanyol pada 1585 dimana sekarang coklat panas bahkan merupakan bagian dari sarapan klasik. Di awal abad ke-17, cokelat menjadi minuman penyegar yang digemari di istana Spanyol. Sepanjang abad itu, cokelat menyebar di antara kaum elit Eropa, kemudian lewat proses yang demokratis harganya menjadi cukup murah, dan pada akhir abad itu menjadi minuman yang dinikmati oleh kelas pedagang. Kira-kira 100 tahun setelah kedatangannya di Eropa, begitu terkenalnya cokelat di London, sampai didirikan “rumah cokelat” untuk menyimpan persediaan cokelat, dimulai di rumah-rumah kopi. Rumah cokelat pertama dibuka pada 1657.

Di tahun 1689 seorang dokter dan kolektor bernama Hans Sloane, mengembangkan sejenis minuman susu cokelat di Jamaika dan awalnya diminum oleh suku apothekari, namun minuman ini kemudian dijual oleh Cadbury bersaudara.

Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman. Baru pada 1847 ditemukan cokelat padat. Orang Eropa membuang hampir semua rempah-rempah yang ditambahkan oleh orang Meso-Amerika, tetapi sering mempertahankan vanila. Juga mengganti banyak bumbu sehingga sesuai dengan selera mereka sendiri mulai dari resep khusus yang memerlukan ambergris, zat warna keunguan berlilin yang diambil dari dalam usus ikan paus, hingga bahan lebih umum seperti kayu manis atau cengkeh. Namun, yang paling sering ditambahkan adalah gula. Sebaliknya, cokelat Meso-Amerika tampaknya tidak dibuat manis.
Cokelat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang digunakan suku Maya dan Aztec. Bahkan sampai sekarang, cara Meso-Amerika kuno masih dipertahankan, tetapi di dalam mesin industri. Biji kokoa masih sedikit difermentasikan, dikeringkan, dipanggang, dan digiling. Namun, serangkaian teknik lebih rumit pun dimainkan. Bubuk cokelat diemulsikan dengan karbonasi kalium atau natrium agar lebih mudah bercampur dengan air (dutched, metode emulsifikasi yang ditemukan orang Belanda), lemaknya dikurangi dengan membuang banyak lemak kokoa (defatted), digiling sebagai cairan dalam gentong khusus (conched), atau dicampur dengan susu sehingga menjadi cokelat susu (milk chocolate).
Sejak abad ke-17, orang sudah mulai sering memakai coklat sebagai kado di Hari Valentine . Tahun 1868, Richard Cadbury memperkenalkan sekotak cokelat sebagai kado Valentine.

Coklat bagi kesehatan

Apakah  mengkonsumsi coklat itu menyehatkan? Inilah yang selalu menjadi pertanyaan mendasar. Karena kandungan gulanya tinggi, permen coklat batangan mengandung energi tinggi, dan mengonsumsinya secara berlebihan dapat mengakibatkan kelebihan berat badan dan bahkan meningkatkan kerusakan gigi.
Tetapi kandungan theobromine (senyawa alkaloid yang bersifat stimulan ringan) dan kafein dalam coklat merangsang sistem syaraf pusat dan pembuluh darah. Ini yang menyebabkan coklat mempunyai kemampuan menghilangkan keletihan dan kelelahan, mendorong produksi enzim sistem pencernaan, dan memperlancar saluran kencing.


Dua zat lain yang dikandung coklat-anadamid dan phenylehtylamin, yang juga ada dalam ganja dan morpin-mempengaruhi pusat otak yang berhubungan dengan perasaan kesenangan. Tidak ada alasan untuk khawatir kecanduan, karena jumlah zat ini sangat sedikit untuk menyebabkan euforia (perasaan senang dan bahagia yang berlebihan).

Banyak studi telah menunjukkan bahwa mengonsumsi coklat dapat menurunkan kolesterol bahkan melepaskan kaitan antara kolesterol baik dan buruk (LDL and HDL) terutama HDL.

No comments:

Post a Comment