Thematic Apperception Test (TAT) dikembangkan oleh Christina Morgan dan Henry Murray berdasarkan fakta bahwa ketika seseorang menginterpretasi situasi social yang ambigus, dia ternyata menjawab dengan mengekspos kepribadiannya sendiri seperti dia yang menghadapi fenomena tersebut.
Memakai asumsi bahwa cerita yang dikarang seseorang itu mirip dengan buku tulisan pengarang-yang dari buku itu orang dapat memahami pandangan hidup dan karakternya, maka di ciptakan TAT-seperangkat gambar ambigus yang disusun untuk merangsang imajinasi pengamatan seseorang, dan mengungkap daerah-daerah yang motivasionalnya spesifik serta mendeteksi peluang-peluang konflik.
TAT terdiri dari 30 kartu gambar dan 1 kartu kosong. 10 kartu gambar + 1 kartu kosong dipakai untuk sebjek semua umur laki-laki dan perempuan. 20 kartu sisanya di desain untuk laki-laki atau perempuan secara spesifik, dewasa atau anak-anak, dalam berbagai kombinasi, sehingga dalam satu administrasi kepada seorang klien akan diminta mengamati dan membuat cerita memakai 20 kartu.
Kartu TAT ini di kategorikan berdasarkan gender, B untuk boys, G untuk girls dan M-F untuk male and female, yakni untuk kedua jenis.
Berikut contoh gambar dari 3 kartu:
- Remaja termenung memandang biola di atas meja dihadapannya.
- Wanita muda, dibelakangnya ada topeng wajah tua menyeringai.
- Siluet manusia didepan jendela yang bersinar.
Administrasi TAT yang asli member instruksi sebagai berikut:
“Ini adalah test imajinasi kreativitasmu. Saya akan menunjukkan gambar kepadamu, dan saya minta kamu membuat cerita dengan memakai gambar itu sebagai illustrasinya. Apa hubungan orang-orang yang ada di dalam gambar? Apa yang terjadi dengan mereka? Apa yang sedang mereka fikirkan dan perasaan mereka? Bagaiman hasilnya? Kerjakan sebaik mungkin. Karena saya meminta kamu untuk mengembangkan imajinasimu, kamu boleh membuat cerita yang panjang dan rinci semau kamu sendiri.”
TAT termasuk test projektif, karena melalui gambar yang ambigus itu orang memproyeksikan keinginannya, pengalaman, perasaan, dan konflik-konflik yang tidak disadarinya menjadi cerita, yang umumnya sudah tidak berhubungan dengan gambar itu lagi.
TAT dipakai luas sebagai instrument diagnosis klinis dan instrument penelitian. Banyak peneliti yang meneliti apakah tes ini benar-benar mengungkap materi-materi tak sadar dan sifat khas kepribadian sebagaimana yang diklaim Murray.
Riset klinik banyak yang menyimpulkan sikap dan cirri yang diungkapkan oleh TAT berkorelasi kuat dengan hasil tes kepribadian yang lain. Tampaknya tidak peduli apakah materi itu berasal atau tidak berasal dari ketidaksadaran, materi itu jelas-jelas sukar didiskusikan secara langsung dan terbuka. TAT adalah test yang paling banyak dipakai setelah tes Rorschach.
No comments:
Post a Comment