Translate

March 14, 2011

Bahaya Radiasi Nuklir

Jepang kini  tak hanya mengalami bahaya gempa dan tsunami dahsyat. Belum lagi kerusakan yang di timbulkan gempa dan tsunami  tertanggulangi, kini muncul lagi satu masalah baru yang berdampak sangat luas terhadap manusia, makhluk hidup lainnya, dan juga lingkungan.


Ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima akibat guncangan gempa dahsyat kini mengkhawatirkan. Kebocoran nuklir ke alam bebas bukan suatu perkara mudah mengingat dampak yang ditimbulkan akan sangat mengkhawatirkan.

Radioaktif merupakan sejenis zat yang berada di permukaan atau di dalam benda padat, cair atau gas yang kehadirannya berbahaya bagi tubuh manusia. Radioaktif berasal dari radionuklida (radioisotop) sebuah inti tak stabil akibat energi yang berlebihan.

Kontaminasi radioaktif dapat menimbulkan masalah kesehatan manusia. Ada yang bisa dirasakan seketika dan ada yang baru muncul dalam jangka panjang.


Menurut catatan sejarah, kebocoran reaktor nuklir terburuk dalam sejarah terjadi di Chernobyl, Ukraina pada April 1986. Selain memicu evakuasi ribuan warga di sekitar lokasi kejadian, dampak kesehatan masih dirasakan para korban hingga bertahun-tahun kemudian misalnya kanker, gangguan kardiovaskular dan bahkan kematian.

Secara alami, tubuh manusia memiliki mekanisme untuk melindungi diri dari kerusakan sel akibat radiasi maupun pejanan zat kimia berbahaya lainnya. Namun, radiasi pada tingkatan tertentu tidak bisa ditoleransi oleh tubuh dengan mekanisme tersebut.

Ada 3 faktor yang mempengaruhi dampak radiasi nuklir. Ketiganya meliputi total paparan radiasi, seberapa dekat dengan sumber radiasi dan yang terakhir adalah seberapa lama korban terpapar oleh radiasi.

Ketiga faktor tersebut akan menentukan dampak apa yang akan dirasakan para korban. Radiasi yang tinggi bisa langsung memicu dampak sesaat yang langsung bisa diketahui, sementara radiasi yang tidak disadari bisa memicu dampak jangka panjang yang biasanya malah lebih berbahaya.

Dampak sesaat atau jangka pendek akibat radiasi tinggi di sekitar reaktor nuklir antara lain sebagai berikut:
  • Mual muntah
  •  Diare
  •  Sakit kepala
  •  Demam.
Sementara itu, dampak yang baru muncul setelah terpapar radiasi nuklir selama beberapa hari di antaranya adalah sebagai berikut:
  • Pusing, mata berkunang-kunang.
  •  Disorientasi atau bingung menentukan arah.
  •  Lemah, letih dan tampak lesu.
  •  Kerontokan rambut dan kebotakan.
  •  Muntah darah atau berak darah.
  •  Tekanan darah rendah.
  •  Luka susah sembuh.
Dampak kronis alias jangka panjang dari radiasi nuklir umumnya justru dipicu oleh tingkat radiasi yang rendah sehingga tidak disadari dan tidak diantisipasi hingga bertahun-tahun. 

Beberapa dampak mematikan akibat paparan radiasi nuklir jangka panjang antara lain sebagai berikut:
  • Kanker
  •  Penuaan dini
  •  Gangguan sistem saraf dan reproduksi
  •  Mutasi genetik.
Kita semua berharap semoga saja Jepang dengan tekhnologi canggih yang mereka miliki mampu meminimalisir dampak radiasi terhadap warganya terutama disekitar wilayah yang sudah terpapar.
Dan untuk kita semua, emoga bisa menjadi bahan renungan, sepandai-pandainya kita manusia, sehebat apapun tekhnologi yang kita miliki masih ada yang lebih berkuasa atas segalanya.

Apapun bisa terjadi, atas kehendaknya. Alam mungkin sudah lelah akan eksploitasi yang kita lakukan sehingga ketika dia bergejolak luluh lantaklah apa yang ada di atasnya.




sumber: http://health.detik.com

No comments:

Post a Comment