Translate

October 12, 2011

Bagaimana Mengendalikan Amarah


Untuk kita renungkan bersama bahwa betapa dampak amarah itu sangat mempengaruhi kehidupan kita, bukan hanya diri sendiri tapi orang-orang di sekitar kita. Betapa penting bagi kita untuk belajar mengendalikan amarah. Simak cerita berikut ini.


Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah …



Hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia marah … Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar.


Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. 


Kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini … di hati orang lain.


Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu … Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada … DAN luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik …”


Memang, sebuah permintaan maaf bisa mengobati banyak hal. Namun, agaknya kita juga harus mengingat, bahwa semua itu tak akan ada artinya, saat kita mengulangi kesalahan itu kembali. Minta maaf dan dimaafkan memang membuat keadaan membaik namun sejujurnya keadaan itu akan berbeda tak sama lagi seperti dulu, luka yang telah tertoreh meski telah sembuh tetap meninggalkan bekas yang terus terbawa hingga masa depan.


Berikut beberapa cara untuk membuat energi kemarahan menjadi lebih baik:


1. Olahraga. Aktifitas terbaik untuk membuat energi amarah berubah menjadi energi positif adalah berolahraga. Jadi, jika anda marah, segeralah ambil sepeda atau berlarilah berkeliling komplek perumahan, tentu saja pada waktu yang tepat.


2. Menulis. Saat anda marah, ambillah pensil dan kertas, tulislah kronologis mengapa anda marah, kemudian tuliskan bentuk kemarahan anda.  Dengan begitu anda bisa tetap melampiaskan kemarahan secara pasif, tanpa melukai perasaan orang lain yang ada di sekitar anda. Selain itu dengan menulis anda bisa tahu sebab kemarahan yang anda alami, dan pada akhirnya anda bisa menemukan solusi untuk mencegah kemarahan tersebut.


3. Memainkan drama, lebih tepatnya memainkan drama imajinasi . Anda bisa membayangkan mengapa anda marah, kemudian apa yang anda lakukan ketika marah. Setelah itu , ubahlah peran anda menjadi orang lain, entah teman, saudara atau pacar yang menasehati anda supaya tidak marah.


4. Ubah Sudut pandang “saya” menjadi “kamu”. Jika marah, anda selalu merasa yang paling benar, dan sesuatu yang menyebabkan kemarahan anda pasti salah. Ubah sudut pandang anda, bayangkan anda menjadi orang lain yang sedang menghadapi anda yang sedang marah. Berpura-puralah menasehati diri anda sendiri.


5. Face-to-face terhadap kemarahan anda. Bercerminlah ketika anda marah, tatap mata anda secara langsung, dan bicaralah kepada diri anda sendiri. Lihatlah ekspresi kemarahan anda di cermin, kemudian nasehatilah diri anda sendiri dengan berbicara langsung pada bayangan anda.


Selamat mencoba, semoga bisa membantu anda mengurangi kemarahan dan frequensi marah anda.

No comments:

Post a Comment