HIKMAH
2#
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu,
bukan itu karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada
akhirnya. Dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu
untuk pergi aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian
hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar benar dapat memutuskan kebahagian
dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa
setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong
melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang
tiba tiba hilang berganti kemarau gersang. Pada airmata yang jatuh kali ini,
aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada
kenangan pahit manis selama kau ada. Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya
terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira akulah kekasih yang baik
bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih
yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecendrunganku adalah mendua,
tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta,
sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, Kau dariNYA dan kembali
padaNYA, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada. Selamat jalan
sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku. Selamat jalan, calon bidadari
surgaku...
B.J. Habibie untuk Ainun
Itulah
petikan isi hati pak Habibie untuk Bu Ainun sang isteri tercinta, deret kata itu yang membuat dadaku sesak,
mataku begitu berat menahan genangan air yang mulai berkumpul disudutnya, dan
ah tak kuasa lagi ku bendung lirih menetes dipipiku (hikks, romantis dan
cengengku kambuh lagi
Uhhh...
betapa indanya cinta begini. Andai semua wanita seberuntung ibu ainun yang
dicintai Habibie tanpa syarat, pasti tak ada lagi galau-galauan di muka bumi
ini.. Tapi koq, aku masih berpikir mustahil ada cinta yang seperti itu, cinta
tanpa tuntutan.
Coba perhatikan
disekitar kita, disekeliling kita, atau mungkin kita sendiri yang mengalami;
dulu saling mencintai lalu saling menyakiti, pacaran lalu putus, menikah eh
kemudian bercerai padahal katanya cinta mati. Karena apa?? Karena kita tidak
siap, hati kita atau mereka tidak siap untuk sebuah kata KETIDAK SEMPURNAAN,
selalu harus bersyarat, musti ada tuntutan.
Mungkin
butuk kajian mendalam untuk memahami, kesadaran yang penuh untuk mengerti bahwa
cinta makhluk Allah yaitu manusia tak ada yang kekal, tak ada yang abadi (eh,
judul laguna NOAH.. my favorite
band). Pasti ada waktunya, ada umurnya, ada masanya dan bila saat itu tiba
pasti akan berakhir karena memang hanya Allah yang maha Kekal Abadi.
HIKMAH:
- Jika Allah menitipkan cinta dihati kita, jangan pernah bersedih ketika cinta itu pergi karena dia tidak kekal, bila tahu seperti itu lalu mengapa menangis?
- Cinta tanpa syarat, cinta yang sempurna hanya milik Dia yang Maha Cinta. Cintailah Allah karena cinta sungguh tak bersyarat.