Beberapa minggu terakhir saya meninggalkan blog ini dan meninggalkan segala kesibukan saya sehari-hari untuk sejenak manjakan diri dan menenangkan pikiran. Kuala Lumpur adalah kota tujuan saya kali ini, ada banyak alasan memilih Kuala lumpur dan saya akan ceritakan suasana liburan di KL pada postingan berikutnya.
Untuk kali ini, saya akan sharing mengenai prosedur tindakan Arthroscopy. Anda pernah mendengar sebelumnya? atau mungkin pernah mengalaminya sendiri?
Apa itu Arthroscopy?
Arthroscopy adalah prosedur pembedahan dalam bidang orthopaedic untuk menampilkan (visualize), mendiagnosa, dan menindaklanjuti problem di dalam sendi.
Kata Arthroscopy diambil dari kata Yunani yaitu, “arthro” (sendi) dan “skopein” (untuk melihat). Secara harifiah berarti “melihat di dalam sendi”.
Dalam pemeriksaan arthroscopy, ahli bedah ortopedi membuat sayatan kecil di kulit pasien kemudian memasukkan instrumen sebesar pensil yang mengandung lensa kecil dan sistim penerangan untuk memperbesar dan menampilkan struktur dalam sendi. Sinar dikirimkan melalui fiber optics yang ada di ujung artrhoscope yang dimasukkan ke dalam sendi.
Dengan menghubungkan arthroscope ke kamera televisi, ahli bedah dapat melihat sendi melalui sayatan kecil ini dibandingkan dengan menggunakan sayatan besar pada operasi biasa.
Mengapa Arthoscopy diperlukan?
Mendiagnosa cedera dan penyakit sendi dimulai dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan biasanya X-ray. Pemeriksaan tambahan seperti MRI atau CT juga kadang-kadang diperlukan. Dengan prtosedur arthoscopy diagnosa akhir dapat menjadi lebih akurat daripada operasi besar.
Mendiagnosa cedera dan penyakit sendi dimulai dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan biasanya X-ray. Pemeriksaan tambahan seperti MRI atau CT juga kadang-kadang diperlukan. Dengan prtosedur arthoscopy diagnosa akhir dapat menjadi lebih akurat daripada operasi besar.
Penyakit dan cedera sendi dapat merusak tulang, tulang rawan, ligamen, otot, dan tendon. Beberapa kondisi yang paling sering ditemukan pada prosedur arthoscopy ialah:
- Radang
- Synovitis : radang synovium pada sendi lutut, bahu, siku, pergelangan tangan atau pergelangan kaki.
- Cedera – akut dan kronis
- Bahu : robekan rotator cuff tendons, impingement sindrom dan dislokasi sendi berulang.
- Lutut : robekan meniscal dan tulang rawan, chondromalacia (kerusakan tulang rawan lutut), dan robekan anterior dan posterior cruciate ligament.
- Pergelangan tangan : carpal tunnel sindrom.
- Loose bodies af bones and/or cartilage—knee, shoulder, elbow, ankle, or wrist
Walaupun hampir semua sendi dapat dikerjakan dengan arthoscopy, 6 sendi yang paling sering adalah sendi lutut, bahu, siku, pergelangan kaki, pergelangan tangan dan sendi panggul.
Bagaimana Arthoscopy dilakukan?
Walaupun arthoscopy adalah tindakan operasi mini invasive (pembedahan dengan sayatan amat kecil), penggunaan anastesi dan alat-alat khusus di ruang operasi tetap diperlukan. Anastesi yang dilakukan bisa berupa anastesi umum, spinal, atau anastesi lokal tergantung sendi mana yang akan dilakukan dan masalah yang akan timbul.
Sayatan yang kecil diperlukan untuk memasukan arthoscope, beberapa sayatan lain diperlukan untuk melihat bagian lain dari sendi atau untuk memasukkan alat bantu lainnya. Jika diperlukan tindakan untuk menghilangkan kelainan yang timbul dalam sendi, diperlukan alat khusus dengan memasukkan melalui sayatan lain atau sayatan tambahan.
Dengan perkembangan alat bantu dan teknik operasi, hampir semua kelainan sendi dapat diobati secara arthoscopy. Sebagai contoh, pada sendi lutut robekan pada meniskus, arthritis dapat dipebaiki dengan arthoscopy.
Contoh-contoh lain adalah :
- Prosedur rotator cuff
- Perbaikan atau pemotongan kerusakan tulang rawan pada lutut dan bahu
- Rekonstruksi anterior cruciate ligament dan posterior cruciate ligament pada sendi lutut
- Pengikisan jaringan radang (synofium) pada lutut, bahu, siku, pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
- Realease carpal tunnel sydrome
- Perbaikan sobekan pada ligament
- Pembersihan loose body (bagian yang lepas) pada tulang dan tulang rawan di dalam sendi.
Setelah pembedahan arthoscopy, sayatan kecil tersebut ditutup denga perban, kemudian pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Kadang-kadang pasien hanya memerlukan sedikit atau sama sekali tidak memerlukan obat penghilang sakit.
Pada saat pasien dipulangkan, dokter akan memberikan petunjuk cara perawatan selama di rumah waktu pemeriksaan berikutnya dan program rehabilitasi yang harus dilakukan.
Komplikasi apa yang akan timbul?
Sangat jarang terjadi komplikasi akibat pembedahan arthoscopy. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah infeksi, bengkak berlebihan, pendarahan di dalam sendi.
Apa keuntungan tindakan arthoscopy?
Pembedahan arthoscopy mempunyai keuntungan : rasa sakit yang kurang dibandingkan pembedahan biasa, waktu perawatan dan penyembuhan lebih singkat, dan komplikasi yang lebih jarang ditemukan.
Pembedahan arthoscopy mempunyai keuntungan : rasa sakit yang kurang dibandingkan pembedahan biasa, waktu perawatan dan penyembuhan lebih singkat, dan komplikasi yang lebih jarang ditemukan.
Penyembuhan setelah arthoscopy
Sayatan kecil akan sembuh dalam beberapa hari dengan rasa sakit yang minimal. Penyembuhan sendi akan memakan waktu beberapa minggu dengan program rehabilitasi yang tepat.
Sayatan kecil akan sembuh dalam beberapa hari dengan rasa sakit yang minimal. Penyembuhan sendi akan memakan waktu beberapa minggu dengan program rehabilitasi yang tepat.
Pasien biasanya akan dapat kembali bekerja atau sekolah dan melanjutkan kegiatan sehari-hari setelah beberapa hari.
Sumber:
Dr. Roy Edward, SpOT
Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi
Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi
No comments:
Post a Comment