Translate

December 14, 2017

Waspada KLB Difteri


Meningkatnya wabah penyakit difteri di 20 provinsi sangat mengkhawatirkan, bahkan 11 provinsi melaporkan kejadian luar biasa difteri dengan 32 kasus telah merenggut nyawa. Penyakit yang disebabkan infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae ini merupakan salah satu penyakit yang sering mewabah di Indonesia.

Selain di penghujung tahun 2017, wabah difteri juga pernah muncul pada tahun-tahun sebelumnya, namun kasus difteri di tahun 2017 termasuk besar dengan angka kematian yang cukup fantastis.
 

  •  Data Kementerian Kesehatan menujukkan sampai dengan November 2017, ada 95 kabupaten dan kota dari 20 provinsi yang melaporkan kasus difteri. 
  • Secara keseluruhan terdapat 622 kasus, 32 diantaranya meninggal dunia.  
  •   Sementara pada kurun waktu Oktober hingga November 2017, ada 11 Provinsi yang melaporkan terjadinya KLB difteri, antara lain di Sumatra Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. Sejak tahun 2015, jumlah kematian akibat difteri meningkat hingga 502 kasus. 
 Untuk tahun ini saja, sejak Januari hingga November tercatat lebih dari 590 kasus dengan prosentase kematian sekitar 6%. 



SEBAB - SEBAB WABAH
Menurut Elizabeth Jane Soepardi Direktur Surveillance dan Karantina Kesehatan, Kementrian Kesehatan Indonesia;
  •  Kesenjangan kekebalan diantara masyarakat.
  •  Penolakan imunisasi karena salah persepsi tentang imunisasi.
  •  Mobilitas penduduk yang tinggi.
  • Pemahaman yang buruk dan orang tua yang sibuk bekerja.
  •  Status Sosio-Ekonomi. 





MENGENAL DIFTERI
Difteri adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang selaput lender tenggorokan dan hidung yang disebabkan oleh kuman Coryne Bacterium Diphteriae.

  • Infeksi ini menyebabkan pembentukan membrane tebal pada tenggorokan yang dapat menyumbat saluran pernafasan, akhirnya pasien kesulitan bernafas hingga menyebabkan kematian.



MASA INKUBASI

  • 2 - 5 hari dengan periode transmisi bervariasi. Dapat sekitar 2 minggu, kurang dari 2 minggu, atau lebih dari 4 minggu.
  • Transmisi terjadi melalui infeksi droplet (cairan saluran napas; batuk/bersin, ingus/ludah) oleh kasus difteri atau pembawa.

 TANDA DAN GEJALA

  • Suara serak.
  • Radang tenggorokan.
  • Nyeri menelan.
  • Kesulitan bernafas, stridor (suara ngorok).
  • Kelenjar getah bening pada leher membesar/membengkak (Leher Sapi).
  • Tenggorokan dan amandel dilapisi membrane putih atau abuabu yang mudah berdarah (pseudomembran).
  • Demam (± 38o C) dan menggigil.

MASA PENULARAN
  • Penderita; 2-4 minggu sejak masa inkubasi.
  • Pembawa Difteri; 6 bulan, kecuali hasil laboratorium negative setelah  pengobatan.


KOMPLIKASI

  • Kuman penyebab difteri mengeluarkan racun yang dapat menyebabkan komplikasi pada otot jantung (peradangan dinding jantung), kelumpuhan saraf tepid an susunan saraf pusat, dan gagal ginjal.



SIAPA YANG DAPAT TERTULAR DIFTERI?

  • Difteri dapat ditularkan kepada mereka yang tidak memiliki kekebalan, terutama anak-anak tapi dapat juga menyerang orang dewasa yang belum pernah mendapat imunisasi difteri atau tidak diimunisasi lengkap.



RUMAH SAKIT RUJUKAN UTAMA

  • Rumah sakit pusat penyakit infeksi, SULIANTI SAROSO di Jakarta Utara.
  • Rumah sakit lainnya dengan fasilitas penyakit saluran pernafasan dan memiliki ruangan ISOLASI


PENEMUAN KASUS

  • Hasil positif test laboratorium tenggorokan memperlihatkan adanya kuman Corynebacterium Diphteriae; kasus terkontaminasi.
  • Tidak ada gejala tapi hasil laboratorium tenggorokan positif Corynebacterium Diphteriae; pembawa difteri.
  • Tinggal bersama dengan pasien difteri, tetangga, teman bermain, teman sekolah – termasuk guru, teman kerja dekat dan setiap orang yang mungkin kena percikan (droplet) dari penderita difteri; kasus kontak difteri.



PENGOBATAN DIFTERI

  •  Rawat di ruangan Isolasi.
  • Antibiotik (Erythromicin atau PP-G).
  • Antitoxin ADS (Anti Diphtheria Serum)
  • Pengobatan dilakukan terhadap pasien, kontak, dan pembawa difteri.




MEMUTUSKAN RANTAI PENULARAN

  • Outbreak Response Immunization (ORI/Imunisasi Ulang) segera diberlakukan oleh Kementrian Kesehatan pada wilayah dengan KLB Difteri.
  • Imunisasi ulang akan dilakukan secara simultan dimulai 11 Desember 2017 pada tiga provinsi; Banten, Ibu Kota Jakarta, Jawa Barat.
  •  ORI untuk wilayah wilayah lainnya yang siap secara operasional akan dilaksanakan pada bulan Februari 2018.
  • ORI adalah program imunisasi ulang untuk; Diphtheria, Pertusis, Tetanus (DPT) atau Diphtheria, Tetanus (DT) kepada anak-anak pada kejadian wabah di beberapa daerah.

§  Sasaran umur ORI (program imunisasi ulangan) telah diperluas, usia 1 tahun sampai dibawah 19 tahun.





APA YANG HARUS KITA LAKUKAN

  • Tunda kunjungan ke kota dengan wabah difteri atau mintalah nasihat dari dokter spesialis anak di kota tersebut.

  • Jangan menolak imunisasi untuk anak anda untuk mencegah penyebaran luas difteri.
  • Dapatkan imunisasi dasar untuk bayi, imunisasi booster pada usia 18 bulan, DT pada kelas 1 sekolah dasar, Td pada kelas 2 dan murid kelas 5, imunisasi Td pada wanita pra-nikah.
  • Lakukan prilaku hidup bersih dan sehat.
















No comments:

Post a Comment