Pagi
yang cerah… angin semilir menerpa wajahku, kilauan embun di pucuk dedaunan
mempesona mataku… Ahh, indahnya pagi. Sang mentari tersenyum penuh kehangatan
di atas sana.. Pagi ini sungguh indah, pagi ini damai dan untuk kali ini tak
ada kata I DON’T LIKE SUNDAY J
Hei,
semilir angin… ingin kutitipkan padamu RINDU ini, rindu yg membuat gelisah tidurku
semalam. Bawa ia bersamamu terbang perlahan sampaikan padanya ku yakin diapun
sama gelisahnya denganku.. hembuskan lembut di wajahnya, bisikan kerinduan ini
perlahan ditelinganya.
Hei,
Embun pagi… bingkailah rindu ini dalam
bening gelembungmu seperti beningnya hatiku menyimpan rindu… Tulus tak kan ku
paksakan untuk bertemu hingga masanya tiba takkan kurusak jalan cerita yang
telah diskenariokan Tuhan.. Kepadamu duhai embun kupinta untuk membingkai
rinduku dan gantungkan diujung daun sampai sang mentari datang memantulkan
cahayamu, sehingga ketika dia terbangun dan mendapatimu dia akan tersenyum
menatap pantulan rinduku dalam beningmu.
Hei,
sang mentari… berikan kengatanmu untuk hatiku yang dingin menggigil karena
rindu yang bersemayam… Hangatkan rindu ini hingga pada masa kami bertemu engkau
akan terseyum mesra memancarkan kehangatan dalam hatiku dan hatinya.
Dan
dihari yang indah itu, ketika Tuhan mempertemukan aku dan dia engkau angin,
embun dan mentari aku tau kalian pasti mengitari kami tersenyum penuh bahagia
menyaksikan akhir episode cinta yang berbalut sabar dan tawakkal.. Kalian lah
saksi untuk semua rasa, segala rindu yang tersimpan rapi dalam hati…
Oh…
hari ini terasa berat karena rindu yang merambat memenuhi hampir seluruh ruang
hatiku… Ku akui aku mencintaimu dengan sadar dan akan (terus) mencintaimu
dengan sabar.. Kaulah detak di setiap detikku…
#ketika rindu tak terbendung, biarkan pena yang bicara. Yuni#