Ramadan datang, Ramadan berlalu.Tak terasa kita hampir sampai di penghujung bulan nan suci penuh berkah ini. Dalam detik-detik terakhir sebelum ia belalu, sebelum Ramadan pergi sudah kah kita cukup mengisinya dengan limpahan amal ibadah, laku dan tutur yang sopan serta perhatian yang tulus ikhlas dalam setiap tindakan selama ia bersama kita.
Kita tinggal menghitung menit demi menit sebelum fajar syawal terbit merona di ufuk timur, dan Ramadan akan berlalu membisu tanpa ucapan selamat tinggal. Betapa merugi kita yang tidak memaksimalkan kebersamaan selama ia disekitar kita menghampiri kita, menjajakan segala nikmat dan limpahan pahala bagi yang mendekatinya memperlakukannya dengan penuh kasih dan sayang.
Dan alangkah bahagianya bila kita benar-benar menyambut dengan suka cita keberadaannya, membagikan senyuman kepada sesama selama ia bersama kita, menebar amal kebajikan seluas luasnya dalam hitungan sebulan kita bersamanya dan menjelang perpisahan kita benar-benar siap untuk ditinggalkan tanpa kesedihan, tanpa penyesalan, tanpa derai air mata dan iklas melepasnya karena sesungguhnya jiwanya telah menyatu dalam hati kita.
Tak ada waktu lagi untuk menyesali, berandai andai, menangisi kepergiannya dan memohon Ramadan tetap bersama kita, sesungguhnya ia pergi hanya sebelas kali peredaran bulan dan kemudian akan kembali menghampiri kita, mengetuk pintu hati untuk mendiaminya dalam beberapa saat.
Namun, adakah ketika itu kita menerimanya dengan baik, bak seorang kekasih yang merindu kehadiran sang tercinta dan ketika bersua bahagia tiada tara tercurah menyambut datangnya belahan jiwa. Atau mungkin kita hanya menyambutnya dengan biasa, tanpa kehangatan tanpa jamuan istimewa, menerimanya sebagai ketentuan yang lazim berlaku untuk kemudian menangisinya ketika ia pergi.
Dan esok hari, ketika fajar syawal menoreh merah dilangit biru, gema takbir berkumandang, mendayu-dayu seisi jagad. Batapa bahagianya saling bermaafan, peluk hangat dan bahagia menyatu. Kita saling memohon ampun, maaf di pinta atas segala khilaf, dosa, dan kesalahan yang tiada sengaja terjadi. Silaturrahmi dengan sanak keluarga, berbagi bersama orang-orang disekitar kita sungguh suatu kemenangan dan kembali fitri setelah berjuang selama Ramadan.
Mari, sambut hari nan fitri dengan penuh suka cita, canda tawa dan kehangatan. Singkirkan prasangka, buang amarah, mari bersama saling berjabat kita kembali ke fitrah kita sebagai insan. Kita mulai lembaran baru kehidupan dengan segala kebaikan, amalan soleh dan prilaku yang lebih bijak, lebih arif, dan lebih baik dari tahun sebelumnya. Jangan lagi nodai kertas putih hati dengan angkara murka dan prilaku yang tak berkenan. Mari sambut keagungan Idul Fitri dan sampai bertemu Ramadan di tahun berikutnya. Amin….
Dan untuk sanak saudaraku, segenap handai taulan, sahabat dan teman-temanku serta kepada seluruh muslim di segenap penjuru bumi ini, dari lubuk hati terdalam dari palung jiwa ku bertutur “ Selamat Hari Raya Idul Fitri”
Taqabalallahu minnaa wa minkum, shiyamanaa wa shiyamakum. Minal aidin wal faidzin, Mohon maaf lahir dan batin. Happy Id ul Fitr everyone, Eid Mubarak….