Pernahkah anda mengikuti suatu seleksi dan ternyata anda tidak lulus pada psikotes, lalu anda merasa tidak fair anda tidak lulus karena merasa kemampuan anda cukup bahkan di atas rata-rata. Apa dan bagaimana sebenarnya psikotes tersebut?
Psikotes merupakan tes psikologi yang diberikan dengan suatu tujuan tertentu. Psikotes meliputi semua tes yang berkaitan dengan psikologi, berupa alat diagnosa dan prognosa dari suatu fenomena yang akan diketahui. Oleh sebab itu psikotes bukanlah hanya tes yang berhubungan dengan pencil-and-paper test saja, tetapi bentuk lain seperti wawancara dan observasi dapat juga digolongkan sebagai psikotes jika bertujuan untuk mengetahui gejala psikologis tertentu.
Secara umum tes psikologi digolongkan dalam 4 jenis tes, yaitu 1) Tes Kepribadian; 2) Tes Bakat; 3) Tes Inteligensi; dan 4) Tes Prestasi. Namun banyak ahli yang menggolongkan beberapa tes psikologi diluar 4 jenis tes tersebut. Keempat jenis tes ini tidak harus digunakan semuanya dalam sebuah baterai tes, tergantung dari tujuan yang akan dicapai oleh tes tersebut.
Tes Kepribadian merupakan tes yang bertujuan untuk mengetahui kepribadian seseorang.Kepribadian adalah bagian dari psikologi yang bersifat covert yang tidak dapat dilihat, hanya bisa diketahui dengan suatu tes yang dinamakan tes kepribadian.
Model dan bentuknya bermacam-macam. Ada yang berupa pencil-and-paper test seperti MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory), tes proyeksi seperti Tes Rorschach, TAT (Thematic Apperception test), dll.
Tes Bakat adalah tes yang lebih menekankan pada prognosa fenomena psikologis yang akan diketahui. Tes bakat (aptitude test) untukmengetahui sebuah potensi terpendam yang dimiliki. Kebanyakan tes bakat memiliki nilai prediksi terhadap sesuatu yang akan terjadi di masa depan dari individu. Misalnya Tes Kesiapan Masuk Sekolah, Tes Bakat Khusus (SAT), Tes Bakat Mekanikal, dll.
Tes Inteligensi yaitu tes umum yang bertujuan mengetahui kemampuan intelegensi seseorang pada saat tertentu. Tes ini paling sering di bicarakan orang karena umumnya memberikan suatu skala inteligensi. Tes inteligensi misalnya Tes Stanford-Binet, Tes Wechsler, dll.
Tes Prestasi merupakan jenis tes yang lebih sering dipakai di dunia pendidikan khususnya untuk mengetahui seberapa besar penguasaan materi tertentu pada anak didik.
Kemudian banyak tes yang dimodifikasi, disesuaikan dengan tujuan dan ruang lingkup penggunaannya. Seperti tes-tes yang dipakai di perusahaan untuk tujuan recruitment, placement, atau training pada umumnya dipakai variasi dari tes kepribadian, bakat, wawancara, focus group discussion (FGD) dan tes untuk spesifikasi pekerjaan tertentu (situational test).
Untuk tes kepribadian, pengukuran yang dilakukan tidaklah sebagai pengukuran benar-salah, namun pengukuran untuk mengetahui jenis kepribadian seseorang. Jawaban yang diberikan individu akan mencerminkan karakter kepribadian yang dimilikinya dan tidak dihubungkan dengan suatu kemampuan (ability) tertentu. Untuk ability test (Bakat dan Inteligensi), pengukuran dilakukan dengan melihat jawaban benar-salah dari individu, dan diskoring untuk melihat tingkat kemampuan individu.
Nah, sekarang apa yang bermasalah dengan tes psikologi ? Yang jarang diketahui oleh seseorang adalah tes psikologi sangat berhubungan erat dengan tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Jadi, kalau kita tidak lulus tes psikologi bukan berarti kita bodoh atau tidak mampu. Jawaban yang paling mungkin adalah kita belum tentu cocok dengan jenis pekerjaan atau tujuan dari tes psikologi itu.