jam 05.00 am @Sultan Hasanuddin Airport |
Tak ada rasa bahagia dan haru melebihi ketika
kumandang talbiyah mengalir dari bibir, memenuhi panggilan Allah sebagai tamu
di Baitullah. Haru biru bahagia meliputi raga seolah jarak dengan Rabb hanya
sejengkal saja. Begitu dekat dan begitu nyata.
Melakukan ibadah umroh tidak melulu
karena kita secara materi mampu dan berniat menunaikannya. Semampu apapun kita
dalam hal materi dan seberapa besarpun ingin kita berkunjung di 2 kota suci
bila Allah belum berkehendak ada saja halangan dan rintangannya. Benar benar
diperlukan kesiapan lahir dan batin dan yang terpenting berserah dan
berprasangka baik kepa Allah Yang Esa, Sang Maha Berkehendak. Benar bahwa Allah
tidak memanggil hambanya yang mampu tapi Allah akan memampukan hambaNya yang
Dia panggil.. Allahu Akbar.
Inilah ceritaku bagaimana peliknya
pengalaman pertama mengunjungi Baitullah memenuhi panggilan Allah ke RumahNya. Ketika
travel yang saya pilih akhirnya terbongkar sebagai travel yang bermasalah
karena tertundanya pemberangkatan Jemaah yang jumlahnya fantastis mencapai
puluhan ribu orangdan kemudian dicabut ijinnya oleh kemenag. Saya sebagai salah satu Jemaah yang ditarik ulur jadwal
berangkatnya. Yang sejatinya jadwal awal pada tanggal 16 Januari 2018 kemudian
mundur dan tertunda.
Berawal dari sini perjuangan batin
dimulai dengan rasa yang bercampur aduk dalam hati. Rasa sedih, kecewa, malu,
marah, menyesal sudah Nano nano rasanya. Berusaha kuat tetap bersabar, menerima
kenyataan dan berpasrah sepenuhNya kepa Allah ta’ala.
Terlepas dari segala kontroversinya,
dari pro dan kontranya begitu banyak pelajaran berharga di dalamnya. Karena
ABUTOURS memberikan pelajaran berharga bagaimana menerima keadaan ketika rasa
kecewa, bersalah, malu dan merasa paling bodoh bercampur jadi satu. Bagaimana
belajar pelan pelan untuk merelakan hingga akhirnya melepaskan dengan ikhlas,
bagaimana bersabar, bagaimana tetap berprasangka baik kepada Allah semata. Dan
bahwa keajaiban itu benar adanya kadang disaat yang tidak terduga. Setiap
ikhlas yang sebenar benarnya Ikhlas lillahita’alaa akan berujung indah.
Musibah ABUTOURS menjadi pelajaran yang
sangat berharga dan sekaligus menguatkan keyakinan bahwa sesungguhnya Takdir
benar benar rahasia Allah telah tertulis dan tidak bisa kita hindari. Bahwa
Allah tidak memanggil hambanya yang mampu tapi Allah pasti memampukan hambanya
yang Dia panggil.
Dan kami 406 jemaah sebagai pemeran
episode terakhir dari perjalanan sebuah travel bernama ABUTOURS. Kami kloter
penutup yang berangkat dengan brand ABUTOURS. Mulai dari handling bandara,
mutowwif dan pelayanan yang kami dapatkan di 2 kota suci sangat baik dan
memuaskan. Bagaimana pun keadaannya sekarang kami berterimakasih kepada tim
ABUTOURS dan tak luput kami berdoa yang terbaik untuk saudara saudara kami
calon Jemaah Umroh yang masih tertunda keberangkatannya.
City tour yang dipandu mutowwif di 2
kota suci sangat berarti dan memberikan pemahaman lebih dalam tentang islam dan
bagaimana perjuangan Rasulullah di jamannya demi menegakkan agama Allah.
Kisahnya pada postingan selanjutnya.